Senin, 16 September 2013

Krunchy Family - "I'm Sorry"

Meskipun mataku terbuka lebar, namun tidak dengan pikiranku. Bukan dunia luar yang terlihat, pikiranku terjebak di dalam diriku sendiri.

Frustasi, namun aku hanya mampu terdiam. Mau marah pada siapa? Itu semua salahku. Aku menumpahkan tinta hitam pada lembar kerjaku. Lembar kerja yang harusnya kulaporkan, semua sirna. Begitu malu kuharus menuliskannya lagi. Tak mampu pula kumeminta maaf.

Aku tidak yakin semua hal itu spele. Meminta maaf pun kurasa percuma. Inginku menangis keras, menandakan aku menyesal. Namun apa itu semua membantu? Akankah ia memaafkanku?

Kalau aku boleh memohon, marahlah padaku. Kurela kau caci-maki, tampar aku. Aku tahu aku salah, tak tau apa yang harus kukatakan, tak tahu apa yang harus kupilih. Kumohon berteriaklah padaku, aku rela. Aku rela daripada harus didiami seperti ini.

Aku hanya bisa meminta agar kau tak diam, hanya itu. Bersedia kulakukan apapun demi kau memaafkanku. Tak peduli apapun itu. Tak peduli jika itu menyakitkan. Tak peduli jika itu membuatku menangis. Tak peduli itu membuatku malu setengah mati. Tak peduli pula jika hal itu berkemungkinan membunuhku. Karena semua itu tak lebih buruk daripada rasa bersalah ini.

Melihatmu pergi tanpa menoleh saja sudah menghancurkan hatiku berkeping-keping. Inginku menangis saat itu juga, meraung-raung memanggilmu bak orang kesetanan. Tak peduli betapa memalukannya hal itu. Tak akan kupeduli jika hal memalukan itu dapat membuatmu menoleh padaku.

Rasanya otakku berhenti bekerja. Tak sadar dengan apa yang kulakukan. Tak mendengar beberapa pertanyaan yang orang-orang ajukan padaku. Tak sedikitpun mataku terfokus untuk melihat sekeliling. Tak dapat pula mengeluarkan satu kata pun dari bibir ini. Mereka terkatup rapat. Bahkan aku hanya bisa menyunggingkan senyum —yang pasti terlihat sangat kaku— saat orang-orang bertanya padaku. Sisanya, aku hanya bisa menghela napas pasrah.

Tak kusangka, senyum pun terasa sebegini menyakitkannya. Apa yang harus kulakukan? Yang sedari tadi kulakukan hanya merutuki diri sendiri. Sudah ratusan bahkan ribuan kata 'Bodoh' terlontar di pikiranku.

Seketika napasku berat. Aku menarik napas sambil memegang dadaku. 'Sakit' terasa seperti itu memang. Mungkin aku hanya overthinking terhadap masalah ini. Namun bagaimana pun aku hanya tak ingin kehilangan orang yang penting. Orang yang setiap hari menyambutku dengan ceria. Orang yang selalu dengan sabar sambil berteriak frustasi menghadapiku, membuatku tertawa terbahak-bahak. Orang yang mendukung juga merangkulku. Orang yang selalu memelukku dan mengatakan, "Dipeluk orang itu enak, lho." sambil tersenyum riang, disaat bahkan ibuku sendiri hampir tak pernah lagi memelukku. Orang yang sangat baik, yang sekarang mungkin sedang marah padaku. Orang yang sangat ingin kupinta kesediaannya untuk memaafkanku.

Ya, sepenting itulah orang itu.

==================================

Bunuh gue, please... BUNUH GUE!!! TT□TT

.

.

.

Kriuk, kenapa?

Kenapa tadi gue panggil-panggil nggak nengok?

Gue yakin panggilan gue udah kenceng, nggak kedengeran ya?

Atau sengaja nggak nyaut panggilan gue?

Marah?

Lo tau? Gue takut banget.

Gue nggak punya lagi temen kyk lo.

Apa ada kata-kata atau tindakan gue yang menyinggung lo?

Kalau ada, jangan dipendam.

Bilang aja, gue bakal dengerin.

Atau mungkin ada suatu masalah sama gue?

Please, gue jadi nggak tau harus gimana...

Kalo gue salah, gue cuma bisa minta maaf yang sebesar-besarnya.

Gue nggak bisa kalo lo kyk gini.

Mungkin lebay, tapi rasanya gue selalu mau nangis kalo keadaannya kyk gini.

Dan tanpa sadar beneran nangis.

Haha, lebay 'kan?

Mungkin egois, tapi gue mau kriuk juga kremes terus senyum.

Ngapain kek.

Ngeledek gue, godain gue, ngisengin gue.

Ngapain aja boleh.

Marah-marah pun boleh, caci-maki, hina pun gue nggak keberatan.

Parah, lebay banget gue sampe sesenggukan gini.

Ketawain aja, gapapa. Haha.

Tapi... senyum ya?

Onegai... :'D

.

.

.

LOVE YOU TWO... TT▽TT)/~♥

.

.

.

sincerly, krispi... TT_TT

Senin, 02 September 2013

Unnecessary Author Notes - "Permisi"

Ming ming ming ming ming… •_•)~

Permisi...

Ada orang?

Ah, ngapain coba? Ckck~ -_-

Well, sebenernya saya ke sini cuma mau mampir aja. Nggak ada niatan apapun.

Haha. ^_^

Nggak kok. Saya ada perlu. •_•

Mau ngasih tau aja. Kalo saya masih aktif menulis. Lalu maaf soal penghilangan kembali orific yang udah saya post sampai lima part itu. Karena saya... rewrite lagi dengan cerita yang baru. Tapi tokohnya sama, Vita dan Ray. °-°)b

Tapi itu pun saya post kalau saya rasa sudah cukup memuaskan dalam segi ceritanya. Jadi mungkin, saya mau ngepost cerita baru —dengan tokoh baru— terlebih dahulu.

Lalu... duh, jadi banyak ngomong. Padahal nggak ada yang nanya juga. Hehe~

Saya baru tau, di dunia per-fiction-an ada yang di sebut RnR. Read and Review, ya kepanjangannya? Kasih tau saya ya kalo salah... hehe.

Terkadang beberapa author —dari beberapa fanfic yg saya baca— 'SANGAT' menginginkan RnR tersebut. Asik ya kalo ada yang review...

Well, saya juga mau. Tapi nggak akan maksa kok. Tenang, jangan tegang gitu... lol~ Buat saya, yang penting siapapun yang baca bisa menikmati karya saya. Hehe.

Ah, sudah ah! Jadi cerita nggak jelas begini. Intinya, saya masih nulis. Masih belum ingin berhenti. Doakan saya, yaaa~~~! >o<)/








Sincerly, Author.