Rabu, 04 Desember 2013

Krunchy Family - "Batik Nasional Day"

The tittle is so weird, isn't it? Lol

Tak apalah.

Tau nggak saya mau nulis apa? Nggak tau ya? Wkwk...

Sesuatu tentang *beep* yang pastinya. Muwahahahahahaaa—!

Check it out! ;;

__________

Tau nggak? Sebenernya ini nggak penting banget... asli. Tapi kan saya kangen nulis-nulis ginian nih, jadi ya tulis aja deh. Fufufu~

Jadi awal Oktober lalu kan hari batik nasional, sekolah kami ikut berpartisipasi tuh. Pake batik kan kita tuh... /iye iye -_-/ Entah kenapa saya nggak betah banget makenya. Tapi mau bagaimana lagi?

Biasa kan... saya, kremes, dan kriuk makan di kantin pas istirahat. Tiba-tiba Kriuk bilang, "Ih, Anonymous ganteng banget pake batik!" Saya nengok, dong... ya nggak? ;; /dih/ Awalnya saya ketawa doang tuh, abisnya kan saya nggak doyan Anonymous... wkwk /apaansih -_-/ Tapi mata saya mencari sosok itu, dan...

YA TUHANNN—!!! O_O

Udah gitu aja.

.

.

.

.

.

Oh God...

.

.

.

.

.

Nunggu ya?

.

.

.

.

.

Wkwk...

.

.

.

.

.

Sabar ya, napas dulu.

.

.

.

.

.

Lol

.

.

.

.

.

Nah. Jadi... dia emang jadi ganteng banget! *nosebleed* /GAK

Entah bagaimana itu bisa terjadi, tapi itu nyata. Apa itu karena bajunya, atau karena dia yang memakainnya... dunno. Aura yang menguar membuat mata siapapun yang memperhatikan tak dapat melepas pandangan dari sosok itu –termasuk saya. Saya pun tersadar...

Ternyata wajah Anonymous itu manis. Kkk~

Well, it doesn't mean that I fall for him. No, of course. Tapi saya cuma... agak shock. Ya, agak... mungkin? Yang pasti saya SANGAT TERPUKAU. Sampe Kriuk dan Kremes selalu memujinya. Saya sendiri? Cukuplah adalam hati. Kkk~

Entah kenapa, sampe sekarang saya masih pengen neriakin, "HEH ANONYMOUS! MUKA LO MANIS BANGET!" /dilempar batu bata/ Dan saya pun ingin dia menyadari kalau dia sering kami panggil Anonymous.

Saya pun penasaran... temenan sama anonymous itu asik nggak sih? Dia orangnya gimana? Bawel? Pendiem? Iseng? Baik hati? Prince type? Atau... knight type? Humoris? Garing? Kaya? Biasa aja? Lembut? Kasar? Sarkastik? /UDAH HOY/ Sorry, kkk~

Ya udah, mungkin segini aja ya? Kalo dilanjutin, 7 hari 7 malem juga ga bakalan tamat ngomongin Anonymous mah... kkk~

Thanks for reading~ I LOVE YOU~ ♥ *kecup para reader* /hush /jijik

.

.

.

.

.

Sincerly, Krispi~ :***

Krunchy Family - "Batik Nasional Day"

The tittle is so weird, isn't it? Lol

Tak apalah.

Tau nggak saya mau nulis apa? Nggak tau ya? Wkwk...

Sesuatu tentang *beep* yang pastinya. Muwahahahahahaaa—!

Check it out! ;;

__________

Tau nggak? Sebenernya ini nggak penting banget... asli. Tapi kan saya kangen nulis-nulis ginian nih, jadi ya tulis aja deh. Fufufu~

Jadi awal Oktober lalu kan hari batik nasional, sekolah kami ikut berpartisipasi tuh. Pake batik kan kita tuh... /iye iye -_-/ Entah kenapa saya nggak betah banget makenya. Tapi mau bagaimana lagi?

Biasa kan... saya, kremes, dan kriuk makan di kantin pas istirahat. Tiba-tiba Kriuk bilang, "Ih, Anonymous ganteng banget pake batik!" Saya nengok, dong... ya nggak? ;; /dih/ Awalnya saya ketawa doang tuh, abisnya kan saya nggak doyan Anonymous... wkwk /apaansih -_-/ Tapi mata saya mencari sosok itu, dan...

YA TUHANNN—!!! O_O

Udah gitu aja.

.

.

.

.

.

Oh God...

.

.

.

.

.

Nunggu ya?

.

.

.

.

.

Wkwk...

.

.

.

.

.

Sabar ya, napas dulu.

.

.

.

.

.

Lol

.

.

.

.

.

Nah. Jadi... dia emang jadi ganteng banget! *nosebleed* /GAK

Entah bagaimana itu bisa terjadi, tapi itu nyata. Apa itu karena bajunya, atau karena dia yang memakainnya... dunno. Aura yang menguar membuat mata siapapun yang memperhatikan tak dapat melepas pandangan dari sosok itu –termasuk saya. Saya pun tersadar...

Ternyata wajah Anonymous itu manis. Kkk~

Well, it doesn't mean that I fall for him. No, of course. Tapi saya cuma... agak shock. Ya, agak... mungkin? Yang pasti saya SANGAT TERPUKAU. Sampe Kriuk dan Kremes selalu memujinya. Saya sendiri? Cukuplah adalam hati. Kkk~

Entah kenapa, sampe sekarang saya masih pengen neriakin, "HEH ANONYMOUS! MUKA LO MANIS BANGET!" /dilempar batu bata/ Dan saya pun ingin dia menyadari kalau dia sering kami panggil Anonymous.

Saya pun penasaran... temenan sama anonymous itu asik nggak sih? Dia orangnya gimana? Bawel? Pendiem? Iseng? Baik hati? Prince type? Atau... knight type? Humoris? Garing? Kaya? Biasa aja? Lembut? Kasar? Sarkastik? /UDAH HOY/ Sorry, kkk~

Ya udah, mungkin segini aja ya? Kalo dilanjutin, 7 hari 7 malem juga ga bakalan tamat ngomongin Anonymous mah... kkk~

Thanks for reading~ I LOVE YOU~ ♥ *kecup para reader* /hush /jijik

.

.

.

.

.

Sincerly, Krispi~ :***

Senin, 04 November 2013

Krunchy Family - "New Probs"

Hai, saya kembaliii~ (/≧▽≦)/ *kissu and haggu for everyone* /ditendang

Jadi saya kembali untuk membawa berita terbaru. Tentang Kremes dan Kriuk. Soal krispi... gampang lah. Lagi nggak ada sesuatu ttg krispi. Hahaha... /direndang

Well...

Jadi...

Hmmm...

Nunggu ya?

Wkwk~

Sabar ya, bentar lagi juga mulai acaranya(?). Jadi... SELAMAT MENIKMATI CERITANYAAA~~~ *kissu and haggu more* /digelindingin

______________________________________________

 

IT STARTED

Dari mana ya awalnya? Well, entah kapan dia –Kriuk— memulainya. Yang pasti, awalnya semua dan segala-galanya ini hanya coba-coba. Ya itu sih yang gue tau. Coba-coba, lalu ketagihan, setelah itu mulai jengah. Itulah keadaan Kriuk saat ini.

Dia memulai kegiatan ini sekitar awal tahun ajaran ini. Awalnya bercanda khas kakak kelas dan adik kelas, itu yg saya lihat. Ternyata si Kyungsoo –si adik kelas— lama-lama timbul rasa. Ya, semudah itulah yang namanya perasaan datang. Perginya? Gelindingan di jalan tol dulu sana! /apa

Awalnya Kriuk takut, katanya jangan sampe Kyungsoo suka sama dia. Tapi nggak lama, dia mau maju aja. Ya, gue sebagai teman hanya bisa mendukung dengan apa pilihannya. Lalu mereka lovey-dovey banget. Terus gue ngerasa Kriuk menjauh(?) /abaikan/ Pokoknya dimana ada Kyungsoo di situlah Kriuk. Lalu...

Jujur aja gue agak nggak yakin.

Okelah, gue tau Kriuk berusaha. Tapi gue nggak ngeliat usaha dari Kyungsoo. Gue sendiri jadi takut kalo semua nanti nggak sesuai harapan Kriuk.

Dan... terlutuklah pikiran itu.

Awalnya Kyungsoo menanggapi dengan semangat, tapi sekarang? Ya, terlihatlah... Kriuk di nomer sekiankan oleh Kyungsoo. Bahkan belum lama, Kyungsoo mengisyaratkan bahwa mereka nggak akan bisa maju lebih dari ini. Seakan dia mau Kriuk ngelepas dia, tapi dia sendiri yang terlihat nggak melepas Kriuk.

Sekarang Kriuk jadi bingung, dia nanya Kyungsoo perihal bagaimana selanjutnya? Tapi malah dijawab, "Ya nggak gimana-gimana." Merasa diinginkan tapi nggak ditarik, Kriuk pun kesel. Apa sih maunya si Kyungsoo?

Apa ini semua karena ke-nggak yakinan gue? Jadilah mereka nggak lancar. Dan sekarang gue nyesel sempet mikir gitu. Ya mana tega ngeliat Kriuk yang kebingungan gitu?

Tapi berhubung masalah Kriuk ini masih TBC, kita pindah fandom dulu, okay? /hah

______________________________________________

 

THERE'S ANOTHER

Entah kenapa mau ketawa kalo inget masalah yang ini. Kalimat yang enak apa ya...

'Cinta membawa duka'? Nggak, nggak... *geleng2 unyu* /digiles

Nah, kali ini soal Kremes dan... Rock star(?) Lol. Nampaknya yang ini bakal panjang nih ceritanya. Karena saya –bisa dibilang— saksi mata kisah mereka. /hah

Berawal dari acara kpho tahun ini...

Jadi pas pelantikan, tiba-tiba Kremes minta jaga di pos musik. Entah ada angin apa, yang pasti dia bukan anak divisi musik. Lalu di pos itu ternyata udah ada dua orang kohai yang berjaga, dalah satunya si Rock star itu. /oke namanya aneh/

Gue rasa semua ini kutukan /hah/ Si Kremes bilang, "ah gue mau deketin rock star ah." Dan mulailah sepanjang hari itu dia selalu sama Rock star.

Tahukah dari mana Kremes mendapatkan inspirasi untuk menjadi couple bersama Rock star?

Yap!

Dari kasus Kriuk dan Kyungsoo.

Ckck, cerdas sekali.

Setelah hari itu, semua topik pembicaraan Kremes, gue, dan Kriuk adalah si ROCK STAR. Bukannya bosen, tapi... dia –Kremes— beneran suka nggak sih? Masalahnya... masa iya dia bisa-bisanya ngelupain Rush dalam jangka waktu satu hari dan itu pun karena tiba-tiba dia deket sama orang lain yang bener-bener baru dia kenal hari itu?

Lalu... bukannya nggak yakin juga. Cuma... gimana ya?

Ah sudahlah.

Awalnya terlihat lucu, tapi lama-lama terlihat aneh. Mereka terlihat sama-sama menanggapi semua ini secara serius. Padahal gue kira semuanya cuma bercanda!!! Ta-tapi?!!!

Dan di sini gue mulai pusing sendiri. Yah, siapa yang nggak bingung kalo di tanya terus, "Menurut lo, gue mundur nggak?" Gue mau jawab 'jangan', di satu sisi gue nggak bisa ngomong sembarangan. Mereka cocok, tapi rock star terlalu sabodo teuing(?). Ga bisa, kasian Kremes.

Lalu nggak lama, Rock star pun punya pacar. Antara shock dan nggak, karena bukan berarto nggak mungkin. Gue kira rock star itu ngerespon Kremes! Antara gondok dan... ya terserah si rock star juga kan? Gue cuma nggak tega aja ngeliat si Kremes. Dan di situ gue mulai nggak bisa mendukung mereka, dan terlihat kalau lebih baik Kremes tinggalin si rock star.

______________________________________________

Pada dasaranya gue nggak bisa memberi pengaruh besar buat mereka berdua. Sebanyak apapun gue memberikan saran, semua tergantung pada keputusan mereka. Gue cuma mau yang terbaik buat mereka. Dan buat gue, kalau mau lanjut ya silahkan, kalo mau mundur ya jangan ragu.

Sekian dari saya. Wassalamualaikum wr. wb. *deep bow* /what

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

With love,

Krispi~ X3

Senin, 16 September 2013

Krunchy Family - "I'm Sorry"

Meskipun mataku terbuka lebar, namun tidak dengan pikiranku. Bukan dunia luar yang terlihat, pikiranku terjebak di dalam diriku sendiri.

Frustasi, namun aku hanya mampu terdiam. Mau marah pada siapa? Itu semua salahku. Aku menumpahkan tinta hitam pada lembar kerjaku. Lembar kerja yang harusnya kulaporkan, semua sirna. Begitu malu kuharus menuliskannya lagi. Tak mampu pula kumeminta maaf.

Aku tidak yakin semua hal itu spele. Meminta maaf pun kurasa percuma. Inginku menangis keras, menandakan aku menyesal. Namun apa itu semua membantu? Akankah ia memaafkanku?

Kalau aku boleh memohon, marahlah padaku. Kurela kau caci-maki, tampar aku. Aku tahu aku salah, tak tau apa yang harus kukatakan, tak tahu apa yang harus kupilih. Kumohon berteriaklah padaku, aku rela. Aku rela daripada harus didiami seperti ini.

Aku hanya bisa meminta agar kau tak diam, hanya itu. Bersedia kulakukan apapun demi kau memaafkanku. Tak peduli apapun itu. Tak peduli jika itu menyakitkan. Tak peduli jika itu membuatku menangis. Tak peduli itu membuatku malu setengah mati. Tak peduli pula jika hal itu berkemungkinan membunuhku. Karena semua itu tak lebih buruk daripada rasa bersalah ini.

Melihatmu pergi tanpa menoleh saja sudah menghancurkan hatiku berkeping-keping. Inginku menangis saat itu juga, meraung-raung memanggilmu bak orang kesetanan. Tak peduli betapa memalukannya hal itu. Tak akan kupeduli jika hal memalukan itu dapat membuatmu menoleh padaku.

Rasanya otakku berhenti bekerja. Tak sadar dengan apa yang kulakukan. Tak mendengar beberapa pertanyaan yang orang-orang ajukan padaku. Tak sedikitpun mataku terfokus untuk melihat sekeliling. Tak dapat pula mengeluarkan satu kata pun dari bibir ini. Mereka terkatup rapat. Bahkan aku hanya bisa menyunggingkan senyum —yang pasti terlihat sangat kaku— saat orang-orang bertanya padaku. Sisanya, aku hanya bisa menghela napas pasrah.

Tak kusangka, senyum pun terasa sebegini menyakitkannya. Apa yang harus kulakukan? Yang sedari tadi kulakukan hanya merutuki diri sendiri. Sudah ratusan bahkan ribuan kata 'Bodoh' terlontar di pikiranku.

Seketika napasku berat. Aku menarik napas sambil memegang dadaku. 'Sakit' terasa seperti itu memang. Mungkin aku hanya overthinking terhadap masalah ini. Namun bagaimana pun aku hanya tak ingin kehilangan orang yang penting. Orang yang setiap hari menyambutku dengan ceria. Orang yang selalu dengan sabar sambil berteriak frustasi menghadapiku, membuatku tertawa terbahak-bahak. Orang yang mendukung juga merangkulku. Orang yang selalu memelukku dan mengatakan, "Dipeluk orang itu enak, lho." sambil tersenyum riang, disaat bahkan ibuku sendiri hampir tak pernah lagi memelukku. Orang yang sangat baik, yang sekarang mungkin sedang marah padaku. Orang yang sangat ingin kupinta kesediaannya untuk memaafkanku.

Ya, sepenting itulah orang itu.

==================================

Bunuh gue, please... BUNUH GUE!!! TT□TT

.

.

.

Kriuk, kenapa?

Kenapa tadi gue panggil-panggil nggak nengok?

Gue yakin panggilan gue udah kenceng, nggak kedengeran ya?

Atau sengaja nggak nyaut panggilan gue?

Marah?

Lo tau? Gue takut banget.

Gue nggak punya lagi temen kyk lo.

Apa ada kata-kata atau tindakan gue yang menyinggung lo?

Kalau ada, jangan dipendam.

Bilang aja, gue bakal dengerin.

Atau mungkin ada suatu masalah sama gue?

Please, gue jadi nggak tau harus gimana...

Kalo gue salah, gue cuma bisa minta maaf yang sebesar-besarnya.

Gue nggak bisa kalo lo kyk gini.

Mungkin lebay, tapi rasanya gue selalu mau nangis kalo keadaannya kyk gini.

Dan tanpa sadar beneran nangis.

Haha, lebay 'kan?

Mungkin egois, tapi gue mau kriuk juga kremes terus senyum.

Ngapain kek.

Ngeledek gue, godain gue, ngisengin gue.

Ngapain aja boleh.

Marah-marah pun boleh, caci-maki, hina pun gue nggak keberatan.

Parah, lebay banget gue sampe sesenggukan gini.

Ketawain aja, gapapa. Haha.

Tapi... senyum ya?

Onegai... :'D

.

.

.

LOVE YOU TWO... TT▽TT)/~♥

.

.

.

sincerly, krispi... TT_TT

Senin, 02 September 2013

Unnecessary Author Notes - "Permisi"

Ming ming ming ming ming… •_•)~

Permisi...

Ada orang?

Ah, ngapain coba? Ckck~ -_-

Well, sebenernya saya ke sini cuma mau mampir aja. Nggak ada niatan apapun.

Haha. ^_^

Nggak kok. Saya ada perlu. •_•

Mau ngasih tau aja. Kalo saya masih aktif menulis. Lalu maaf soal penghilangan kembali orific yang udah saya post sampai lima part itu. Karena saya... rewrite lagi dengan cerita yang baru. Tapi tokohnya sama, Vita dan Ray. °-°)b

Tapi itu pun saya post kalau saya rasa sudah cukup memuaskan dalam segi ceritanya. Jadi mungkin, saya mau ngepost cerita baru —dengan tokoh baru— terlebih dahulu.

Lalu... duh, jadi banyak ngomong. Padahal nggak ada yang nanya juga. Hehe~

Saya baru tau, di dunia per-fiction-an ada yang di sebut RnR. Read and Review, ya kepanjangannya? Kasih tau saya ya kalo salah... hehe.

Terkadang beberapa author —dari beberapa fanfic yg saya baca— 'SANGAT' menginginkan RnR tersebut. Asik ya kalo ada yang review...

Well, saya juga mau. Tapi nggak akan maksa kok. Tenang, jangan tegang gitu... lol~ Buat saya, yang penting siapapun yang baca bisa menikmati karya saya. Hehe.

Ah, sudah ah! Jadi cerita nggak jelas begini. Intinya, saya masih nulis. Masih belum ingin berhenti. Doakan saya, yaaa~~~! >o<)/








Sincerly, Author.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Krunchy Family - "Little Duck"

Wawawawawawaaaaaai~~~ \(≧﹏≦)/

Lama nggak ngepost sepertinya. Bahkan orific saya nggak maju-maju. Yah, maklumlah... author sibuk. *ditelen* Hahaha, nggak lah. Saya cuma lagi seret ide AJA kok ^_^ ... suer, seret banget~ :')))

Well, mau ngepost tentang Krunchy Family sih... tapi cerita apa ya??? Lagi nggak ada cerita sih, haha.

Eh, atau... soal new chara?

Jadi... entah ini bakal jadi chara yang disukai, dibenci, atau bakal dikasihani. I have no idea... Yang pasti, cerita soal dia bukan cerita yang bagus. Dan maaf kalo cerita ini terdengar dan terlihat menjatuhkan, merendahkan, bahkan menghujat chara baru ini.

I could only hope that you can enjoy the story.

Hmmm, mulai dari mana ya?

Ah, iya!

Kapan ya pertama kali gue sadar akan kehadiran si itik yang jadi rada mendominasi ini? Yah pokoknya belum lama lah. Karena gue nggak ngerti atas dasar apa dia ada di lingkaran itu. Ngeliat dia kyknya gampang banget masuk ke lingkaran itu. Seakan emang ada yg salah sama gue...

Well, karena nggak inget kapan... saya skip, okay?

Hmmm, yang gue tau sih dia ada di dua lingkaran. Dan yang gue inget, tadinya dia lebih sering berada di lingkaran yang DI SANA, dibanding yg di sini.

Ingat Rush? Pastinya. Ya, ini ada sangkut pautnya juga sama dia. Well, si Rush ini... somekind a heartbreaker, you know? Dalam setahun dia udah deketin empat cewek (yg gue tau). Dua jadi, satu php, satunya lagi failed. Wkwk~ *dicekek*

Kenapa gue tau? Karena... I always got my eyes on him. Bukan karena gue suka sama dia, tapi... apa, ya? Mungkin dalam rangka melindungi Kremes? Ya... Rush kan daijina hito-nya si Kremes. Karena dia temen gue, gue harus mengupayakan yg terbaik. *tsaaaaah*

Nah, kembali ke si Itik. Gue sebut dia begitu bukan karena dia kyk Itik buruk rupa. Tapi karena Itik selalu ngikutin induknya kemanapun. Ya, begitulah dia ke Rush. Seberapa pun jauhnya Rush pergi, dia pasti ngikutin.

Entah apa si Rush terganggu atau nggak. Yang pastinya dia nggak protes. Mereka juga akhir-akhir ibi jadi sering ngobrol di salah satu jejaring sosial. Dibilang nonstop... ya iya. Dan dari yang gue liat, terkadang si Rush udah males ngeladenin, tapi... tetep aja lanjut.

Well, sebenernya buat gue pribadi, pemandangan itu mengganggu banget. Bukan cuma karena gue lebih mendukung shipper Kremes x Rush, ya... bukan. Tapi cara dia selalu ada di mana Rush berada tuh... mengganggu "penglihatan" siapa pun yang ngeliat. Serius deh. Bahkan gue yang ga suka sama Ruah aja merasa terganggu banget. Gimana dua orang yang suka sama dia? Dan nampaknya akhir-akhir ini dia aktif di sini cuma buat deketin si Rush. Entah, itulah yang gue liat.

Gue juga bingung, dia punya hati nggak sih? Dulu kan pernah di deketin sama si Rush, dideketin doang. Nggak sakit gitu? Dan dia juga selalu ngomong "jangan sampe jatuh di lubang yang sama." Tapi kan dia ngedeketinnya lubang yang sama.

Padahal setau gue, dia punya pacar. Ya, begitu sih yang terlihat di bio akunnya.

Udah gitu, emangnya dia nggak tau apa kalo Kremes suka sama Rush? Masalahnya itu udah lama banget. Ya emang sih, gue maupun Kremes nggak ada hak buat ngelarang dia ngedeketin si Rush. Tapi setidaknya jangan nunjukin kedekatan mereka yang "terlalu" dekat di depan Kremes kan bisa. Terlebih si Rush sebenernya tau kalo Kremes suka sama dia. Apa dia juga nggak punya hati?

And if you were wondering how close they used to show us, let me tell you.

Setiap inchi perubahan pergerakan dan posisi yang dilakukan oleh Rush, Itik itu pun mengikutinya. Dibilang kyk buntut... nggak. Gimana ya, terlihatnya sih manis. Tapi gerakannya kyk iblis. Kalo lo mikir dia cuma ngobrol-ngobrol atau sekedar duduk di sampingnya Rush, BUANG JAUH-JAUH PIKIRAN ITU!

Well, kalo mau kasarnya... sebut saja caranya itu MENJIJIKKAN. Ya siapa yg nggak jijik? SKINSHIP WOY, SKINSHIP!

*authir gondok* <tanda kutip>SKINSHIP<tanda kutip> *asah celurit* #udaheh

Dan mungkin kalo cuma sekedar megang tangan "SESEKALI" sih, palingan yang ngeliat juga cuma ngernyit geli, iyuh, risih, dan sebagainya. Masalahnya... mereka gelendotan!!! Oh god... di depan umum pula!

Well, maunya sih jelasin semua, tapi demi kedamaian dunia akhirat (?), gue urungkan niat baik (?) itu. Lagi pula apa gunanya gue menjelaskan lebih lanjut kalo ternyata mereka melakukan semua itu secara sengaja? Seakan nggak punya malu. Seakan nggak punya harga diri. Apalagi sebagai seorang perempuan, yang malahan sengaja mendekatkan "tubuhnya" ke lawan jenis. Seakan nggak punya iman. Seakan nggak punya agama. Mau jadi perempuan macem apa kalo gitu caranya menghargai diri sendiri?

Dan terkadang jijik juga ngeliat yg cowoknya. Dengan asik malah pegangan tangan. Terkadang juga gue merasa jangan sampe temen gue jadi sama cowok macem gitu. Kecuali dia bisa merubah kebiasaan <tanda kutip>BURUK<tanda kutip> macem gitu.

Padahal gue udah bersyukur pacar terakhir si Rush tuh cewek baik-baik yang jauh banget kelakuannya sama si Itik itu. Dan selama dia sama pacar terakhirnya itu, dia berubah "LEBIH BAIK" meskipun nggak sebanyak yang diharapkan. Setidaknya membuktikan dia nggak gampangan. Tapi sekarang? Semuanya hancur berantakan di otak gue, dan lagi-lagi gue harus menyusun ulang... merepotkan.

Yah, pokoknya gue nggak suka sama kelakuan mereka yang nggak kenal tempat. Karena negara ini punya adat, dimana berdekatan dengan lawan jenis dalam porsi yg agak "intim" itu dianggap tabu. Dan mereka pun punya agama, yang disana diajarkan untuk tidak berbuat hal yang menimbulkan fintah. Ya, gue pun cuma bisa berharap mereka sadar.

Ah, sial. Ini aja gue ngetiknya udah dosa, ya... dosa lho ini gue ngomongin orang... huweeeeeee...
Jadilah, sekian wacana (?) saya soal kedekatan si Itik dan si Rush yang SANGAT mengganggu penglihatan gue.

Mohon maaf jika ada salah kata... #salahsemuawoy *direbus* Mohon maaf juga jika ada beberapa typo(s) yang luput dari penglihatan buruk author ga jelas ini... ≧﹏≦ #gausahsokbetimutlo

Thanks for reading~











Sincerly, Krispy.

Senin, 15 Juli 2013

Voice of AUTHOR's Heart - "The Reason"

I suposed not to confess, so I hide. It built my character, make me not suposed to expressed my feeling. Still, there're some natural thing that would express my feeling, even I don't want it.

I do feel that kind of feeling, and I could only hold it. I always think there is another one, or there is next. But I skip so many, I skip everything I have felt for. And... should I skip this one? The one that I couldn't admit?

I couldn't even say anything about that one. I couldn't even be near him, or I'll act weird. I couldn't hear his voice, or my mind will become confusing. I couldn't see his face, or my face will become so hot. And everyone would told me that my face all red. I couldn't even talk to him, because I hate it. All he said and ask to me is about my last crush, and I'm gonna say that I'm not into him anymore! All of above, I couldn't even think about him, or I'll become speechless.

I just wondering, what kind of love did you going to call it?

But everything above will dissapeared if I found someone that like him too. This is the second reason why I ever stoped my feeling for him. I'll retreat, and let them. How to say that? I do like him, but no way I could ever compete with them. I always think they were better than me. It's not like I have no confident, but... I always want the best for him, even if I'm not include.

But the truth is, I just didn't know how does he think about me. So I'll retreat, yeah.

Kamis, 13 Juni 2013

Unnecessary Author Notes - "CAPSLOCK JEBOL"

MAAF YA... TT-TT

MAAF BANGET POKOKNYA. SEBAGAI AUTHOR GUE MERASA... NGGAK BECUS. APALAGI ADA SATU FIC YANG SELALU GUE PUBLISH, TERUS GUE HAPUS LAGI. ABIS ITU GUE PUBLISH LAGI, NGGAK LAMA GUE HAPUS LAGI. AH, MAAFKAN OTAK GUE YANG LABIL SANGAT!

KENAPA GUE PUBLISH? KARENA GUE UDAH JANJIAN SAMA ORANG BUAT BIKIN FIC ITU.

KENAPA GUE HAPUS? KARENA WAKTU ITU GUE NGGAK YAKIN SAMA CERITANYA. MENURUT GUE KURANG PAS.

LALU...

KENAPA GUE PUBLISH UNTUK YANG KEDUA KALINYA? SUPAYA TERLIHAT BAHWA LATAR DARI CERTA YANG SATU KE YANG SATU LAGI SAMA.

KENAPA GUE HAPUS UNTUK YANG KEDUA KALINYA? KARENA... SOAL YANG KEDUA INI... MAAF GUE NGGAK BISA MENJELASKAN SECARA DETAIL TENTANG ALASANNYA. KARENA INI BUKAN HAL YANG BISA DI JELASIN DI TEMPAT KAYAK GINI.

YAH, POKOKNYA... SAYA MINTA MAAF!!! TTOTT

Krunchy Family - "Headline News"

Sip, karena author nggak tau mau ngapain hari ini, jadi kita ngomongin si Krispi (lagi) aja. Nggak deh, gue bakal masukin Kremes sama Kriuk juga. Udah lama juga kan nggak gosipin mereka. Ya,  nggak?

dan... udahlah ya. ngggak usah ada yang gue sensor.

RIBET! ^_^

Well, please have a seat and enjoy this headline news~









dari Kremes, ya...

- SUDDENLY APPEARS -



Ekhem! *ditimpuk galon*

Well, well... Jadi si Kremes... sekarang... yaaaah, mungkin mencoba move on? Entah. Tapi yang pasti, matanya menemukan sosok manusia misterius (nggak juga sih) yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Eh, tapi gue nggak yakin juga pikirannya terganggu sama keberadaan anak itu.

Ceritanya bermula di hari... kemarin. Ya, tepat kemarin. Di sekolah, waktu gue lagi nemenin Kriuk ngisi biodata yang disuruh dari sekolah, tiba-tiba dia langsung bilang kalo dia tiba-tiba deg-degan. Tapi pada dasarnya gue cuek, gue nggak mau ambil pusing sama omongan dia ‘kan. *dicincang*

Tapi dia terus-terusan ngomong itu. Begitu gue tanya dia malah nggak mau ngasih tau. Gue kesel dong, maksudnya kalo nggak mau ngasih tau ya nggak usah ngomong. Tadinya gue mau ngambek beneran tuh, tapi  nggak jadi karena pada dasarnya gue baik ya... *kibas poni* eh, iya lupa, nggak punya poni... *benerin kacamata*

Dan sampe hari ini pun, dia masih ngomongin itu! YA AMPUUUUN!!! Yang bikin gue pusing itu, nggak muncul-muncul itu orang yang dia maksud!!!

Emang pada akhirnya muncul, dan gue cuma yang...

“OOH.” *digorok*

Haha, maaf ya...

Kalo emang si Kremes bisa move on dari Rush sih... hebat! Bukannya gue nggak yakin dia bisa, cuma... gue PRIBADI lebih suka dia pairing sama Rush. *dikunyah kremes* Entah ada apa sama mereka, tapi tapi buat gue mereka itu... gimana istilahnya ya? Mmm... “PAS”? entah dehh, pokoknya gitu. Maaf ya, Kremes.




















Oke sekarang Kriuk dulu...

- Anonymous 2 -



Sial, anonymous lagi! Gyahahaha!!! *dicekek*

Sekali lagi, ini bukan mengklarifikasi kalo si Kriuk suka sama Anonymous. BUKAN! Serius deh, gue nulis tentang Anonymous (lagi) bukan karena itu. Tapi (sekali lagi) karena ini lucu banget.
Dan saya mau mengungkit si Rush (lagi) yang masih penasaran sama Anonyymous. Demi apapun, gue tau si Rush itu kepoan, tapi gue cuma ngggak nyangka kalo dia bakal kepo banget sama si Anonymous ini. Dan dia masih ngira kalo si Kriuk suka sama Anonymous. Padahal... NGGAK SAMA SEKALI!

Apalagi tadi di sekolah, gue masih ngakak kalo inget hal itu. Emang awalnya kita mencoba menipu si Rush, kalo Anonymous jalan ke arah gerbang sekolah. Dan dengan polosnya orang kepo, dia ngikutin arah mata kita bertiga. Gue sampe ngakak, apa lagi pas dia bilang, “Sumpah, gue kepo, asli!” dengan tampang luar biasa penasaran, demi apapun ITU LANGKA BANGET! Yah secara, diantara kita bertiga, Rush cuma deket sama Kriuk. Sedangkan sama gue dan Kremes, Rush cuma sekedar kenalan. *pukpuk diri sendiri*   '-')/(-_-)

Yang kedua kalinya, si Kriuk masih pura-pura kalo si Anonymous jalan menuju ke gerbang sekolah. Tapi gue sama Kremes, DENGAN TERANG-TERANGAN mengarahkan pandangann ke Anonymous yang sebenarnya! TAPI DIA MASIHH NGIRA KALO ANONYMOUS KE LUAR SEKOLAAAAAH!!! *gigitin genteng* >_<

Dan dugaan, entah Kremes atau Kriuk, bahwa si Rush mengira DIALAH si Anonymous yang kita maksud. Tapi menurut gue, dia nggak mikir gitu deh kayaknya... tapi nggak tau juga deh. ^o^)/

BAH! JADI NGOMONGIN RUSH, 'KAN! GAWAT, 'KAN!!!




















Terakhir soal Krispi...

- Un-goodbye Days -



Dakara imaaa~ *lho?!*

Kenapa judulnya “Un-goodbye Days”???

Dakara imaaa~ *digiling bareng biji kopi*

Hahaha, nggak gitu. Hanya ingin mengatakan kalau hari ini Krispi ketemu LAGI sama senpainya. Seneng sih, tapi... ada yang kurang. Entah apa, yang pasti kurang greget kayak dulu. Tapi dia tetep seneng kok. Banget, malah.

Hari sabtu, sekitar dua atau tiga minggu yang lalu itu nggak jadi hari terakhir dia ketemu sama senpainya. Dan apa sekarang jadi yang terakhir? Entah. Katanya Krispi udah nggak mau mikirin, takut nggak bisa move on. Wakakakak.

Semangat terus, ya Krispi~ ^_^)/

 Tapi bentar deh, akhir-akhir ini gue nggak ngerti sama jalan pikirannya si Krispi. Dia itu... gimana sih ceritanya? Dia bilang udah nyerah soal senpainya, tapi nggak mau move on. Dan giliran mulai move on, dia malah nggak yakin. Dan waktu dia bilang nggak mau, MALAH IYA!

Ah, udah ah ngomongin Krispi! *author gondok*























Yah, itu lah Headline news dari Krunchy Family...
Terimakasih sudah mau membaca! XD *kissu reader satu-satu*









Sincerly, Krispi~

Senin, 03 Juni 2013

Krunchy Family - "Anonymous"

Well, it was long long time ago... *author lebay*

Nggak, nggak... jadi sebenernya ini lucu aja, jadi gue jadikan topik.

Si Kriuk ini kan suka sama maidgane, ya. Tau, 'kan? Tiap hari dia selalu mencari sosok maidgane tercintanya itu, kan.

Tapi tahukah kalian?

Setiap saat, setiap waktu, ia selalu menemukan sosok Anonymous itu! Dia ada di mana-mana. Gue sendiri heran.

Sebenernya gue sih jarang ngeliat dia. Dan yang selalu nemu keberadaan si anonymous, yang kebetulan sering jalan beriringan dengan maidgane, itu si Kriuk. Dan dia selalu laporan kalo nemu anonymous. Padahal kadamg setelah dia laporan pun gue nggak menemukan sosok Anonymous itu.

Kenapa kita kasih nama Anonymous? Kerena awalnya kita nggak tau siapa namanya. Tapi sekarang gue sama Kremes sih udah tau siapa namanya. Entah lah, apa si Kriuk tau. Kayaknya belum. Haha.

Terus, sekarang temen deketnya Kriuk, si Rush, penasaran sama Anonymous gara-gara tweet gue. Si Rush bertanya apa dia kenal sama si Anonymous? Dan Kriuk menjawab, nggak. Hahaha, padahal kenyataannya... *direndang sama Kriuk*

Akankah gue ungkap disini? No, hahaha. Meskipun tangan gue udah gatel untuk mengungkap siapa itu Anonymous, tapi... tahan.

Nah, gue pun dapet ide untuk membuat orific baru dengan genre tragis. Pairingnya Maidgane x Kriuk x Anonymous. Tapi... akankah inginku kan tercapai? Terlebih, ada dua orific yang belum tamat. Haha.

Yaaah, kita lihat aja ya kelanjutan kehadiran Anonymous di lingkungan Krunchy Family... thanks for reading~ ^^








Sincerly, Krispi.

Sabtu, 01 Juni 2013

Krunchy Family - "Goodbye Days"

OH MY GOD!!!
YOU KNOW?!
IT WAS A PRECIOUS MOMENT FOR KRISPI, TODAY!
YOU KNOW WHY?!
BECAUSE HER BELOVED SENPAI CAME TO SCHOOL TODAY!!!
IT WAS SO AWESOME!!!
Terharu banget dia, aduh, mana ganteng banget pula!!! *ditabok pake penggorengan*
Tapi karena tadi itu acara pembagian rapot anak kelas XII, jadi dia rasa itu bakal jadi saat terakhir dia ketemu sama senpainya. Haha. *author nangis*
Setelah sekian lama dia nggak ketemu senpainya, giliran ketemu dia sadar kalo itu bakal jadi pertemuan terakhirnya. Mudah-mudahan si Krispi nggak sedih ya ditinggal senpainya.
Saa, zutto ganbatte ne, senpai~ ^_^
Sincerly, krispi :')

Senin, 27 Mei 2013

AUTHOR no Hitomebore - Memories

Dari semua yang gue alami, rata-rata adalah suka pada pandangan pertama. Kata orang itu aneh, tapi itu gue. Tau kenapa? Karena saat kita suka sama seseorang pada pandangan pertama itu kita nggak tau asal-usulnya, kita nggak tau sifatnya, bahkan kita nggak tau suaranya kayak apa. Buat gue itu pure. Setiap gue ngalamin ini, yang gue inget itu senyumnya. Dan biasanya selalu lama membekas di otak gue. Karena kejadiannya ada-ada aja. Lucu, sedih, seneng, deg-degan juga pastinya.



Waktu itu gue masih SD kelas 4. Gue suka sama temen les gue. Kalo lo terbiasa liat tipe gue yang putih, kacamataan, tinggi, pinter, apalah yang bagus-bagus, hapus semua ingtaan itu! Haha. Well, karena dia jauh dari bayangan lo. Hahaha.

Gue suka sama dia dari jaman kelas 4 SD itu sampe SMP kelas 1. Haha. Kebetulan juga sekolah kita pas SD juga deket banget, rumahnya deket sama SMP gue. Terus ya, dulu gue dengan polos dan begonya sms salah satu temen les gue yang lain dengan nama samaran, dan gue bilang kalo gue suka sama si temen gue yang itu. Anjir, ngakak! Kenapa gue bego banget coba?! Ahahaha.

Nah, begonya lagi, si temen gue yang gue sms itu, pas di tempat les dia bilang ke orang yang gue suka, “Eh, lo kenal sama *pip* nggak? Dapet salam tuh dari dia!” Dia bilang tepat di depan gue, dan disitu gue senyum-senyum, bukan, setengah ngakak! Untungnya mereka nggak sadar kalo gue ngetawain mereka. Lebih begonya lagi, besok-besoknya gue lupa pasang mode silent. Dan temen gue itu nyoba telepon nomer gue. Dalem hati gue, “MAMPUS!” Yeeey, ketahuan deeeeh~ si begooo… Ahahahaha!!! *siapin tambang*

Tapi untungnya dia orangnya baik. Jadi waktu dia tau kalo gue suka sama dia… ya dia tetep stay cool. Tapi nggak ngejauhin gue juga. Disitu gue bersyukur banget gue suka sama dia. Dia masih tetep mau main sama gue… terharu ih. Hahaha.

Terus ya, dulu ‘kan om gue tinggal bareng keluarga gue di rumah dan suka anter-jemput gue les. Jadi dia tau kalo gue suka sama temen les gue itu. Nah waktu itu ya, udah jam pulang les tuh, temen yang gue suka itu, dia udah pulang kan ya naik sepeda. Nggak lama, gue dijemput sama dia. Biasa, kan kita kalo di motor soka bercanda, kadang teriak-teriak, kebetulan temen yang gue suka itu masih di jalan. Dia nengok ke arah gue sama om gue, terus dia nggak liat dan… jatoh gara-gara ada polisi tidur. Disitu, muka dia nggak banget, dan gue sama om gue malahan ketawa kenceng banget! Parah, njir! Bahkan sampe rumah kita masih ngakak sampe jatoh duduk si om gue! Gila dasar… Besoknya gue malu mau dateng les, nggak enak ‘kan ya… hahaha, tapi itu kocak banget.



Tapi rasa suka gue hilang begitu aja waktu SMP. Tergantikan lebih tepatnya. Kenapa? Karena gue udah nggak sekelas sama dia di tempat les. Jadwalnya nggak sama. Dan gue itu macem kucing, kalo gue lama nggak ketemu sama majikan,  orang yang gue suka, lama-kelamaan gue lupa sama perasaan itu. So… this story ends here.

Jumat, 24 Mei 2013

Voice of AUTHOR'S Heart - "When You Feel That Nobody Notice"

Yah, ini sih bukannya gue mau ngejelek-jelekkin mereka, anak TOMO. Tapi kadang emang kenyataan yang gue rasain begitu.


Maaf ya semuanya kalo gue nggak pernah bilang di forum. Gue paling nggak bisa ngomong kalo didesak. Tapi begitu acaranya selesai, yang pengen gue omongin keluaaaar semua. Jadilah gue tampung disini.

Dan sekali lagi, ini cuma kisah dari sudut pandang gue. Kalo lo nggak merasa begitu ya mungkin emang guenya aja yang aneh. Haha.



"Tau apa yang gue rasain?"



Gue merasa nggak terlihat, padahal gue hadir disitu.

Awal gue masuk ekskul ini, nggak ada satupun yang gue kenal. Tapi karena gue suka sama hal yang berhubungan sama Jepang, terutama musik dan manga, gue merasa nggak masalah deh. Nanti juga kenal sama yang lain.

Tapi mungkin karena pada dasarnya gue nggak begitu bisa memulai percakapan sama orang baru, jadi gue bingung harus ngapain. Pada awalnya sih ada yang ngajak ngobrol gue, tapi lama-lama… gitulah.

Apalagi begitu beberapa dari mereka udah main kubu-kubuan. Disitu gue bingung. Kiri? Kanan? Depan? Belakang? Atas? Bawah? Karena dari kedua pihak yang berlawanan itupun, satu nggak ada yang gue tau. Satu-satu gue ikutin, tapi gue kayak nggak terlihat. Jadi gue juga bingung harus gimana dan kemana. Dan pada dasarnya gue lebih memilih netral.

Maka dari itu, kalo gue disuruh komen tentang orang ini atau orang itu, gue lebih baik no comment. Karena gue tau gue nggak bisa nembus mereka, gue diem. Gue sendiri aja. Dan gue nggak mau komen kalo gue nggak tau, karena kalo gue nggak tau ya gue nggak tau, nggak bisa asal ngomong. Karena itu bisa ngubah pandangan orang ke kita.



Gue merasa diasingkan.

Di saat gue mencoba menembus ke kelompok mereka, seakan mereka menyingkir. Gue tau sih itu pasti masalah yang bersifat pribadi. Gue juga nggak maksa. Tapi keliatan jelas banget mereka menghindari segala obrolan penting itu kalau ada gue. Seakan gue orang yang nggak diundang.

Jadi maaf ya, jangan salahin gue kalo dulu gue males banget ngumpul ekskul. Ya buat apa gue ada disitu kalo gue nggak tau siapa yang harus gue dengerin, siapa yang harus gue bantu, siapa yang harus jadikan tempat buat pegangan?



Gue merasa sendirian padahal disitu banyak orang.

Masih seputar itu sih. Karena nggak ada yang gue tau dari mereka, ada mereka pun gue nggak kenal gimana orangnya. Jadi sebanyak apapun anggota di ruangan itu, tetep aja gue sendirian.



Gue merasa nggak ngerti kalian, padahal sering kumpul juga sama kalian.

Sesering apapun gue ngumpul, tetep aja gue nggak bisa masuk ke lingkaran itu. Disitu gue bingung gimana caranya supaya gue bisa masuk. Gue bener-bener nggak tau siapa yang harus gue mintain tolong. Waktu itu gue sempet mikir kenapa sih gue milih ekskul orang-orangnya gini lagi, gini lagi. Apa gue harus keluar? Tapi nggak segampang itu.



Tapi gue juga merasa bersyukur bisa kenal kalian.

Sebenernya bukan di ekskul ini aja pernah gue merasa nggak terlihat, merasa asing, merasa sepi, juga merasa nggak dibutuhhin. Sebenernya gue trauma ikut ekskul. Karena pas SMP dulu juga gini keadaannya. Tadinya gue nggak mau ikut ekskul. Tapi lebih nggak enak sendirian tanpa kenal siapa-siapa. Sendirian di tempat sepi itu bikin gue lebih takut.

Dan sama kalian itu… asik. Meskipun kadang kalian cuma ngomong sama temen sendiri-sendiri. Gue nggak nyesel bisa kenal kalian. Gue seneng memperhatikan tingkah kalian. Terserahlah kalian mau ngesot, balet, dance hip-hop, akrobat juga, atau apa lah.

Terus, jangan tanya kenangan indah gue di ekskul ini apa. Semuanya indah kok, bisa ketemu kalian aja gue seneng nggak karuan. Meskipun itu ngumpul lima menit cuma mau nyampein pengumuman atau ngumpul berjam-jam tapi nggak jelas.

Dan, gue lupa bilang. Semuanya yang diatas tadi itu sudah berlalu. Haha. Emang dulu gue merasa gitu, tapi lama-lama gue terbiasa dan… ya sudahlah. Haha.



Saa, anatatachi ni hontou ni arigatou gozaimashita.
Kono kioku ga zutto wasurenai.







sincerly, author

Kamis, 16 Mei 2013

Voice of AUTHOR's Heart - "MOVE ON? WHAT'S THAT?"

Aduh, nggak kuat baca judulnya >_< wakakak

Can you guess what topic I wanna share from the tittle?
No?
Well... me neither... '_')v

Jadi, sebenernya gini... Aduh ga enak banget!

PLEASE SESIAPAPUN JANGAN ADA YANG BACA POSTINGAN INI! 


* kalo gitu jangan di caps kali -_-"*

Aduh, harus mulai dari mana yaaa? Kalau dari awal kepanjangan... Jadi... ceritanya... gue dipaksa... buat MOVE ON nih! Dan sialnya, momentnya pas banget... DISAAT GUE LAGI TERPURUK KARENA CINTA!!! *hueeeek*

Katakan lah namanya NOVITA *nama tersamarkan* wakakak
Dia itu maksa banget supaya gue suka sama... katakanlah "bekas-dia-yang-sering-dia-sebut-sampah". Dan bodohnya dia nggak tau...

SEMAKIN GUE DIPAKSA, SEMAKIN GUE NGGAK ADA RASA! 

Paham? Gue inget lho padahal, gue pernah bilang gitu. Tapi... emang jarang ada yang mau dengerin gue sih... TTuTT


Sebenernya bukan itu juga masalahnya.

Jadi... gue rasa... si "nama-yang-tersamarkan" tadi masih suka sama "bekas-dia-yang-sering-dia-sebut-sampah". Entah apa yang bisa bikin gue ngira begitu, tapi seperti yang pernah gue bilang ke dia,


EMANG BULIR-BULIR JERUK ITU NGGAK PERNAH HILANG

Dan gue rasa itu emang bukan cuma dalam kasus gue aja, kok. Gue juga sadar pas ngomong itu, bukan cuma karena keceplosan ngomong. Yaaa, karena entah kenapa gue tau dia juga pasti begitu.

Segimanapun dia berusaha meyakinkan gue, tetep aja gue nggak bisa seratus persen percaya sama omongannya yang "UDAH MOVE ON".


YOU KNOW? THAT WAS KINDA... BULSHIT? HAHA.

Tapi gue ngomong gini bukan karena gue nggak suka sama dia. Masalahnya, gue bukan orang yang gampang percaya sama orang sih. Tapi gue nggak mau maksa lah, gue kan baik hati~ ;3 *tebar kissu* wakakak

Yang jadi masalahnya  sekarang adalah... kenapa dia nggak jujur aja sih? Kalo masih suka ya jangan di kasih ke gue. Emang dulu gue pernah suka sama "bekas-dia-yang-sering-dia-sebut-sampah" dan belum sepenuhnya hilang, tapi kan gue juga masih dalam moment (?) menyukai senpai gue.

Ya sudahlah... gue nggak tau harus gimana. Tapi maaf ya "nama-yang-tersamarkan"... gue nggak maksud apa-apa kok...


I just want you to tell me the truth. Aren't we friends? Why should you even hide something like that from me...? If that was true... that was just hurt me so much, you know? :'(



sincerly, author... 

Rabu, 15 Mei 2013

I Want You To Cry For Me (part 5 - END)


RISA PoV

Berat. Kenapa langkah gue berat banget? Padahal dulu juga gue sering berangkat sekolah sambil lari-lari ngejar bis. Apa karena gue mulai ketergantungan sama Harry? Dia selalu jemput ke rumah gue sebelum sekolah, juga nganter gue pulang. Ya… itu sebelum dia ketahuan pacaran sama gue…
Kapan ya gue terakhir gue bareng Harry…?

[start flashback]

Gue sama Harry abis jalan ke toko buku di suatu mall. Tiba-tiba ada dua orang nyamperin gue sama Harry.
“Tuh, liat! Ayah, masa dia jalan sama cewek lain!” teriak seorang cewek yang nggak lain adalah Mia.
“Harry, kamu ternyata!” seru seorang pria paruh baya dengan geramnya, yang gue duga adalah ayahnya Mia.
“Padahal baru dua hari yang lalu dia tunangan sama Mia!”

PLAK!

Gue shock begitu denger tamparan itu mendarat di pipi Harry. Harry meringis kesakitan. Gue yang nggak mau memperburuk keadaan, mencoba ngelepas genggaman Harry. Sayangnya genggaman itu malah tambah erat. Bener-bener erat. Gue bingung…
“Kamu! Cewek macem apa kamu?! Udah tau ‘kan Harry udah tunangan sama anak saya?! Ganjen banget, sih!”
“Udah, Om! Ini bukan salah dia!” bentak Harry yang langsung mendapat tamparan kedua dari Ayah Mia. Dan bekas tamparan itu sekarang bener-bener berubah merah. Gue nggak sanggup ngeliatnya. Meskipun bukan gue, tapi gue ngerasain sakitnya… di hati.
“Mmm… Gue pulang aja deh, Har.” Meskipun gue udah bilang kayak gitu, tangannya tetep nggak mau lepas. “Har…” Sumpah, gue udah mau nangis. Gue nggak kuat, tangan gue dingin…
“Gue anter!”
“Nggak ada! Ngapain sih kamu nganter-nganter dia?! Oh, jadi kamu nggak bisa anter jemput Mia sekolah tuh karena cewek ini, ya?” ayahnya Mia langsung ngelepas paksa tangan gue dari Harry.
“Risa bisa pulang sendiri, ‘kan?” tanya Mia dengan senyum semanis-manisnya.
“Iya.” jawab gue sambil ngebales senyumnya. “Permisi…”

[flashback end]

Seperti ada setitik demi setitik air yang jatuh dari langit. Gue langsung mendongak, satu tetes air hujan langsung jatuh tepat ke mata gue. Perih. Gue nyari payung yang selalu gue bawa di dalem tas. Jaga-jaga siapa tau gerimisnya makin deres.

PUK

“Risa!”
“Ah! Jangan ngagetin gitu dong!”
“Cie jalan sendiri…” ledek Dea.
“Hah? Dulu juga gini ‘kan? Nggak ada yang berubah…”
“Yaaah, kapan ya terakhir kali lo berangkat bareng Harry?”
“Kenapa yang gituan diinget-inget, sih?”
“Iya dong. Gue kangen Risa yang kemana-mana sama Harry… Risa yang itu selalu lebih ceria daripada yang ini.” jelas Dea sambil tersenyum, senyumannya miris.
“Maaf…”

AUTHOR PoV

Kira-kira tiga minggu… bukan, sebulan yang lalu…? Bukan juga! Kira-kira TIGA BULAN YANG LALU, Harry dan Mia pindah sekolah. Dan nggak nanggung-nanggung KE LUAR NEGERI!
Antara Risa dan Harry pun berakhir, kurang jelas memang. Karena Harry dilarang keras menghubungi Risa, dalam bentuk apapun. Pernah sekali Harry menelepon Risa. Tapi Risa tidak mengangkatnya. Dia sengaja.

[start flashback]

From: Harry
Kenapa telepon gue nggak diangkat? Tidur ya?

‘Jawab nggak ya?’ batin Risa. Dia ragu.

To: Harry
Emang lo nelepon?

From: Harry
Ya ampun… gue nelepon sampe sepuluh kali juga…
Lo kok gitu banget sih sama gue, Sa…

To: Harry
Gue harus gimana?

From: Harry
Lo nggak sakit? Nggak ada yang mau lo omongin soal waktu itu?

To: Harry
Sekarang sih gue nangisin lo juga nggak ada gunanya.
Kita udah bukan siapa-siapa lagi. Nggak bisa jadi siapa-siapa lagi.
Gue sih sedih, tapi gue bisa apa?
Kalo gue nggak ngalah…

Harry geregetan. Kenapa sih Risa mesti ngirim setengah-setengah gitu?!

From: Harry
Kalo lo nggak ngalah…?
Lanjut dong!

To: Harry
Gue nggak suka dan nggak mau lo disakitin gara-gara gue.

[flashback end]

“Risa, liat PR… hehe” pinta Vita. “Lupa buat…”
“Nih.” ujar Risa sambil memberikan bukunya pada Vita.
“Sa, liat juga dong PR-nya.”
Seketika itu juga perasaan aneh menyerang perut Risa. Dia nahan napas… bukan, lebih tepatnya nahan tangis yang mau meledak. Dia juga nggak berani nengok ke arah suara yang barusan ngomong sama dia.
“Harry?” tanya Dea yang akhirnya membuka mulut. “Ngapain lo disini?”
“Eh, sesuka gue dong! Nggak usah nyolot gitu!”
“Ih, maksud gue bukannya lo sekarang tinggal di luar negeri?”
“Yaaaaaa, iya… tapi…” Harry nampak ragu mau cerita gimana. “Panjanglah ceritanya…!” lanjutnya bingung.
Risa masih bingung harus gimana. Ini terlalu mendadak. Dia belum menata hatinya. Jantungnya berdetak nggak karuan bagai derap kuda yang tersandung-sandung.

Tes… tes…

“Yah, kan…” seru Vita panik. “Lo sih, Har!”
“Yah, kok nangis sih?” tanya Harry ikutan panik. Bukannya berhenti, Risa malah nangis sejadi-jadinya dan bikin Harry, Vita, dan Dea bingung. “Jangan nangis dong…” Harry ngusap kepala Risa.
“Biar!” Risa pun ngambek. Rasanya Risa pengen ngelempar Harry pake sepatu. ‘Ngapain lo segala tiba-tiba muncul?!’ Pekik Risa dalem hati.
‘Demi apa lo ngambek?!’ tanya Harry dalam hati. Harry cuma bisa senyum-senyum. Nggak bisa… dia bener-bener kangen sama Risa.
Kedua temennya cuma heran sama suasana yang mengharu-biru-merah-kuning-hijau gini. Sedikit tapi perlahan, mereka pun mundur… dan pergi dari tempat itu.
“Gue ceritain deh…” ujar Harry sambil menghela napas. “Jadi… gue kabur.”
“Jangan…”
“Hah?”
“JANGAN TIBA-TIBA DATENG GINI! AH, GUE BINGUNG HARRY!!!”
Harry senyum-senyum sendiri nggak jelas. “Nggak usah bingung… tinggal bilanga aja lo masih mau nerima gue atau nggak…”
“Nggak tau…” jawab Risa sambil mengelap air matanya dengan punggung tangannya.
“Kok nggak tau?!” tanya Harry pada Risa.
Entah apa yang terbesit di pikiran Risa. Dia mau mencoba sesuatu… “Gue…” ujar Risa terputus. “Gue nggak bisa…”
“Kenapa emangnya, Sa? Lo udah nggak suka lagi sama gue…?”
“Bukan itu… tapi… gue udah…” tanpa berpikir panjang, Risa langsung menggaet seseorang yang  mendatangi mejanya... untuk meminjam buku. Orang itu kebingungan. “Jadian sama dia…”
“EEEEH?!” teriak Harry dan cowok itu, yang akan kita ketahui bernama Ray, bersamaan.
“Seriusan?” tanya Harry.
“Cari tau aja sendiri!” seru Risa sambil ngeledek Harry. “Dah, Ray!”
Seketika itu juga Harry mengejar Risa. Risa meninggalkan Ray yang berdiri mematung dan menyisakan tanda tanya besar di kepala Ray.
‘Emang… kapan gue jadian sama Risa?’ batinnya.

--THE END--

Senin, 13 Mei 2013

ALL OF THESE FICTIONS ARE REALLY A FICTION

Ide cerita murni mengalir dari otak gue. Kalaupun ada kesamaan tema, alur, dan latar... gue nggak pernah bermaksud. Namanya juga manusia.



Kesamaan nama beserta sifat juga ciri-ciri tokoh semua terserah gue. Kalo lo merasa... anggep aja kebetulan meskipun ternyata itu emang lo. LOL



Nggak disarankan untuk membaca. Apalagi ANAK TOMO. Tapi kalo terlanjur... ya sudahlah.



No bashing. Karena ini bukan fanfiction.







The last...






Nggak suka? Nggak usah baca ^_^