AUTHOR PoV
[start flashback]
“Eh, tadi gue ketemu orang lagi
berantem.” ujar Risa pada dua temannya, Dea dan Vita.
“Dimana?”
“Di deket sekolah. Nggak begitu
keliatan sih siapa orangnya. Yang jelas, dia anak sini.”
“Ya ampun… nggak takut ketahuan
guru, apa?”
“Gw kira lo bakal ikut berantem.”
“Ya kali…” ujar Risa sinis. Kedua
temannya tertawa.
Saat istirahat tiba, Risa pergi
ke kantin. Tadinya bertiga, tapi kedua temannya memutuskan untuk makaan di
kantin. Dia tidak ingin kembali ke kelas. Jadi ia memutuskan untuk jalan
mengelilingi sekolah. Kegiatan favoritnya.
“Aduh! Jalan yang benar dong! Ini
ada kaki orang!”
Risa panik. “Eh, maaf. Nggak
sengaja!” Ia menatap lekat-lekat orang yang kakinya nggak sengaja dia injak
tadi. “Harry?”
“Hng?” jawab Harry singkat. Yang bahkan
bukan berupa sebuah kata.
“Ya ampun!” pekik Risa lebih
panik lagi saat melihat wajah Harry yang babak belur dan penuh darah. “Jadi
lo…”
“Apaan sih!” hardik Harry. “Udah,
pergi lo! Ih, kenapa segala nangis, sih?!”
Risa sesenggukan, nggak tau
kenapa juga dia tiba-tiba nangis. “Ih, nggak sakit apa?”
“Ah, nggak usah banyak tanya.”
“Mana bisa gue ninggalin lo dalam
keadaan gini!”
Harry mendesah. “Ya udah, anterin
gue ke mobil gue.” Risa menggeleng. “Eh, mau lo apa sih?”
“Ke UKS aja…”
“Nggak!” Harry langsung bangun.
Berjalan tertatih-tatih sambil memegangi perutnya.
Risa mengejarnya. Ia melingkarkan
tangan Harry di bahunya. “Lagi lo segala dateng ke sekolah babak-belur gini.”
“Peduli apa lo?”
Risa diam. ‘Aku harap aku tahu
kenapa aku peduli padamu.’ batinnya. Ia hanya menggigit bawah bibirnya,
menahannya agar tidak bicara sembarangan.
Harry memperhatikan bajunya. Ada
sedikit bercak darah di seragamnya. “Sudah, lepas. Gue masih bisa jalan sendiri.”
Risa menggeleng.
“Lepas, Risa!” Harry menepis
tangan Risa dan mendorongnya. Ia pergi meninggalkan Risa yang mematung.
[flashback end]
RISA PoV
“Risa, mau ikut ke kantin?”
“Ikut lah!”
“Ayo, cepet. Gue udah laper!”
Gue dan kedua teman gue, Dea dan
Vita jalan ke kanti seperti biasa. Di jalan, kami ketemu sama Harry.
“Tas gue mana?” tanya dia tanpa
basa-basi.
“Dibuang.” jawab Vita sembarang. Gue
langsung mukul bahunya.
“Di kelas.” Jawab gue singkat.
“Lo mau kemana?”
“Kantin.”
“Ah, jangan lupa beliin gue
lollipop!” perintah Harry, yang sangat jelas tertuju pada gue. Gue cuma ngangguk.
“Ya udah sana!”
“Ih, apaan sih lo, Harry!” tukas
Dea kesal. Kami lanjut jalan ke kantin.
“Risa, kenapa sih lo mesti suka
sama cowok macem gitu?” tanya Vita tiba-tiba. “Dia bener-bener nggak ngerespon
perhatian lo! Lo tau pasti, ya ‘kan?”
“Nggak juga nggak ngerti kenapa
gue masih dan tetep suka sama dia.”
“Iya, Sa. Dia Cuma jadiin lo
kayak pesuruh dia! Tanpa peduli sama perasaan lo. Tapi lo masih aja… ya ampun…”
jelas Dea panjang lebar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Gue Cuma
mengedikkan bahu.
“Sekarang gue tanya. Uta juga
nggak ngerespon lo, De. Tapi lo juga masih suka sama dia, ‘kan?”
“Setidaknya dia nggak jadiin gue
kayak pesuruhnya.”
“Gw juga. Setidaknya dengan
begitu, dia ngeliat gue. Daripada nggak dianggep apa-apa.” Tambah gue sambil
nunduk. Sebenernya pas ngomong itu gw pengen nangis. Ya, Cuma gw yang perhatian
sama Harry. Sedangkan Harry-nya? Dia ke sekolah, Cuma nyari gue buat dia
suruh-suruh.
Apa sakit? Ya iyalah!
Tapi gw bisa apa? Mana mungkin
gue maksain perasaan gue ke dia. Karena gue tau… kita beda. Gue cukup bertahan
begini.
HARRY PoV
LO LIAT ‘KAN TADI?
Gw nyuruh dia beliin gw lollipop
aja dia mau! Gue tambah bingung sama kelakuan ini cewek satu. Padahal
temen-temennya aja kesel liat kelakuan gue yang selalu nyuruh-nyuruh dia. Gue
tau, mereka pasti pengen banget ngegantung gue di tiang bendera.
Gue jalan ke kelas. Gw mau
bener-bener cabut hari ini. Nggak ada yang peduli juga ‘kan kalo gue nggak ada.
Mungkin Risa juga bakal seneng, nggak aka nada yang nyuruh-nyuruh dia hari ini.
BRUK!
“Aduh, kalo jalan liat-liat
dong!”
“Maaf,” ujar Yae. Si cewek muka
cina, padahal bukan orang cina. Cantik juga. “Gue nggak sengaja.”
“Iya, maaf juga. Gw nggak
liat-liat.” Hei! Kenapa gue jadi lembut gini?
--(to be continued)--
--(to be continued)--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar