RISA PoV
Apa Harry masih di kelas? Tadi
kayaknya dia mau beneran cabut hari ini. Tapi ‘kan tadi dia nitip lollipop.
Masih ada nggak ya? Ada dong…
“Semangat banget sih mau balik ke
kelas.” ucap Vita.
“’Kan ada yang nitip lollipop.”
“Ya ampun… segitunya. Hahaha…”
kami bertiga pun tertawa.
Tapi tawa kami terhenti, begitu
juga langkah kami. Gue nggak tau harus masuk ke kelas atau nggak. Ada moment
yang nggak bisa diganggu di dalem kelas. Momen yang bikin dada gue sakit. Tapi
kalo nggak masuk, gimana ngasih lollipopnya.
“Sini lollipopnya!” tukas Vita
sambil menyambar lollipop dari tangan gue.
Vita membuka pintu kelas dengan
kasar. Aku memperhatikannya dari luar kelas. Ia menghampiri Harry dan Yae yang
sedang berduaan. Gue bahkan nggak bisa kayak gitu. Vita membanting lollipop itu
di atas meja Harry.
“Terimakasih kembali!” bentaknya.
Ia langsung saja keluar kelas dan membanting pintu kelas hinga menutup dengan
suara yang menggelegar. Menyisakan tanda tanya di wajah Harry dan Yae.
“Wah, nampaknya ada yang
mengamuk…” ujar Dea yang berdiri di sampingku. “Pergi yuk, Sa.”
“Iya, tempat ini nggak baik buat
jantungmu!” seru Vita masih gondok. Gue nyengir-nyengir aja liat mereka yang
begitu baik. Padahal seharusnya gue yang kesel, seharusnya gue yang sedih. Tapi
mereka malah ngegantiin gue.
“Jangan sok-sok nyengir gitu…”
ujar Dea. “Sedih tau litanya.”
“Ngapain sedih?”
“Tau ah!”
HARRY PoV
Apaan sih, si Vita? Maksud gue,
kenapa dia marah? ‘Kan gue nyuruh Risa, bukan dia. Kenapa dia yang ngasih
lollipopnya ke gue? Mana Risa?
“Harry, si Vita kenapa?” lamunan
gue buyar. Gw natap dia.
“Entah.”
“Harry, tau nggak?”
Ya nggak lah, lo kan nggak pernah
ngobrol sama gue! “Apa?”
“Sebenernya gue udah lama suka
sama lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?”
JADI PACAR LO? GUE KENAL LO JUGA NGGAK! Tapi… “Boleh.”
“Eh?! Seriusan?”
“Duariusan kok.”
Entah apa yang gue pikirin.
Kenapa gue terima, ya? Biar, ah. Lagian gue juga lagi nggak punya pacar juga
kan? Ya sudahlah…
AUTHOR PoV
Sepulang sekolah, Risa
terus-terusan terlihat seperti orang bingung. ‘Mereka ngomongin apa aja ya
tadi? Asli gue penasaran!’ pekiknya dalam hati. Tapi rasanya baru kali itu dia
melihat Harry dan Yae ngobrol bareng. Ya dia taulah, dia ‘kan selalu
memperhatikan Harry.
Tiba-tiba ponsel Risa bergetar.
DRRRT~
Ternyata Harry mengirim pesan
padanya. Ini pertama kalinya. Risa tidak tau harus bagaimana, yang jelas,
sekarang dia senyum-senyum sendiri.
Ia membuka pesannya.
From: Harry
Risa, gue jadian sama Yae. Berarti kerjaan lo dua kali lipat, ya!
Hahaha! Xp
DEG!
Rasanya Risa ingin membanting
ponselnya. Ia ingin menangis, napasnya sesak. Tapi taka da setetes pun air mata
yang keluar. Padahal ia tidak menahan tangisannya. Wajahnya panas, kepalanya
sakit. Bagaimana ia harus melampiaskan perasaannya yang bercampur aduk? Dia harus
bagaimana?
HARRY PoV
Boleh nggak gue berharap dia
bakal nolak perintah yang gw kasih bertubi-tubi?
DRRRT~
From: Risa
Wah, selamat, ya.
HANYA ITU? SINGKAT SEKALI BALASANNYA!
Ih, que kira dia bakal marah karena gue bilang bakal nambah pekerjaannya dua
kali lipat! Sumpah, ini cewek aneh banget!
To: Risa
Yae cantik.
Mungkin gue bakal sayang banget sama dia.
From: Risa
Terserah ah, dia kan pacar lo.
To: Risa
Gitu, ya?
Tapi sebenernya gue nggak tau gue suka sama dia atau nggak.
Tadi aja pertama kali gue ngobrol sama dia.
From: Risa
Parah.
Makanya, lo itu sesekali perhatiin dong orang ada di sekitar lo.
Gimana mau suka, kenal aja nggak.
Makanya, sering masuk sekolah.
Jangan bolos terus.
To: Risa
Biar.
Hehehe~
From: Risa
Terserah.
Eh? Kenapa gue keasikan sms-an
sama Risa.
To: Risa
Udah ah, sa. Gue ngantuk. Besok liat PR, ya!
From: Risa
Iya.
Lihat? Dia selalu aja nurut. Heran
gw.
[start flashback]
“Risa.”
“Ya?”
“Kerjain tugas bahasa inggris gw
dong.”
“Emang kenapa?”
“Gw males.” jawab gue singkat. Baru
kali ini dia nanya kenapa gw nyuruh dia. “Lo nggak mau?”
“Gw nggak bilang nggak mau kok. Tugas
lo yang mana?”
[flashback end]
--(to be continued)--
--(to be continued)--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar