Kamis, 09 Mei 2013

Okay, I'll do It (part 1)


RISA PoV

BRUGH!

“Nih, bawain tas gue ke kelas.”
“Eh?” Manusia itu, Harry, melempar tasnya. TEPAT KE MUKA GUE! Sakit…
“Udah, bawain aja, gue mau bolos!”
Ya udah, sebenernya bukannya gue mau nolak perintah dia. Entah kenapa, gue selalu nurutin perintah dia. Gue nggak bisa nolak. Tau kenapa?
Karena gue suka sama dia.
Ya, seandainya aja dia tau.
“Oi, Risa!”
“Ya?” sahut gue sambil nengok ke sumber suara.
“Lo tuh ya… jangan bengong di jalan!” tukas Dea. “Mikirin apa, sih?”
“Nggak mikirin apa-apa, kok! Jangan sok tau!”
“Pasti abis seneng, ya?”
“Hah?”
“Ketemu Harry ‘kan tadi?” tanyanya. Kok dia tau?!
“Tau dari mana lo?!”
“Ya terus lo megangin tas siapa lagi emangnya?”
Yap, gue langsung sadar. Dan seketika itu juga gue ngejatohin tas Harry. Gue panik luar biasa.
“Ini…”
Dea mendesah. “Lo kok mau sih? Selalu aja gitu. Apapun yang dia suruh ke lo, pasti lo kerjain.” Ia mengambil tas Harry yang jatuh. “Nih!” ujarnya sambil ngasih tas Harry ke gue.
“Nggak tau…”
“Risa. Lo ‘kan suka sama dia. Lo ‘kan maunya jadi PACAR dia. Bukan PEMBANTU!” kata Dea dengan menekankan kata ‘PACAR’ dan ‘PEMBANTU’. “Stop! Lo harus bisa nolak perintah dia!”
“Tapi…”
“Udah ah, susah ngasih tau lo. Terserah.”
“Dea, jangan marah…”
“Nggak. Udah, ayo ke kelas!”

HARRY PoV

Sumpah, demi apapun, begitu sampai sekolah kepala gue sakit. Masa gue phobia sekolahan? Lebay aja. Tapi beneran deh, gue bener-bener nggak kepengen masuk kelas. Gimana dong?
Ah, ada Risa. Kebetulan!

BRUGH!

“Nih, bawain tas gue ke kelas.”
Gue ngelempar tas gue ke… muka dia. Sorry! Sumpah, nggak sengaja. Gimana minta maafnya, ya?
“Eh?”
Hah, selalu aja gitu reaksinya. SELALU!
“Udah, bawain aja. Gue mau bolos!” Ya, pada akhirnya itulah kata yang keluar dari mulut gue. Abis itu gue pergi ninggalin dia. Gue kesel. Masalahnya…
DIA ITU ANEH!
Pertama gue ketemu dia, gue tau. Dia itu pasti tipikal cewek-cewek jaim, sok pinter, dan sebagainya. Dan yang pasti tipikal cewek macam gitu tuh pasti nggak mau berurusan sama tipikal cowok trouble maker kayak gue. Gw sih nggak peduli sama mereka. Tapi, si Risa ini aneh.
Kalo lo ngeliat gue sama dia sebagai temen sekelas. Lo salah. Karena lebih tepatnya kita itu kayak majikan dan pembantu. Gue sendiri bingung. Kenapa sih dia selalu nurutin semua perintah gue? Gue kan jadi keasikan nyuruh-nyuruh dia.

--(to be continued)--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar