Kamis, 09 Mei 2013

Okay, I'll do It (part 5)



AUTHOR PoV

PLAK!

“Aduh, si Risa bego banget…” ujar Vita sambil nepok jidat. Dia nguping di balik tembok bareng Dea.
“Hush! Temen itu!” seru Dea sambil mukul tangan Vita.
“Lagian…” sahut Vita meringis sakit.
“Ya susah, Vit. Mau gimana? Namanya orang suka…”
“Iya lo juga sama soalnya!”
“Iya deh… beda lah yang udah move on mah!”
“Tau ah!”

Dua orang yang lainnya sama-sama mematung. Yang satu nunduk, yang satu lagi garuk-garuk leher padahal nggak gatel. Dia bingung harus gimana.
“Masa lo suka sama gue? Gue ‘kan…”
“Apa? Trouble maker?” Harry mengedikkan bahunya.
“Ya… biasanya ‘kan cewek macem lo dan temen-temen lo ngejauhin gue. Nggak ada yang mau berurusan sama gue. Ya ‘kan?”
“Udahlah… maaf…”
“Apa sih, maaf mulu.”
“Maaf gue bilang kayak gini… padahal lo baru aja jadian.”
“Ya… coba lo bilang lebih cepet. Mungkin…” seketika itu juga Harry langsung membungkam mulutnya sendiri. Sedangkan Risa membulatkan matanya. “Udah! Balik ke kelas sana!”

RISA PoV

APA MAKSUDNYA TADI?!
Ah! Gue penasaran!!! Tapi… nggak guna juga. Orangnya juga udah pergi.
Sepanjang pelajaran, gue nggak berhenti deg-degan. Perut gue mules. Masa gue phobia pelajaran? Nggak mungkin. Mana ada…
“Risa, jangan bengong mulu kenapa!”
“Tau nih, kan abis menyatakan cinta.”
“Anjir! Lo liat ya tadi?!” tanya gue panik. Mereka Cuma mengedikkan bahu. Sialan!
“Lo semangat banget menyatakan cintanya. Hahaha…”
“Kok kalian nggak marah?”
“Kenapa marah?”
“Abisnya…”
“Kita nggak marah karena lo suka sama dia. Soal cinta kita ngdukung.”
“Iya, kita cuma nggak suka sama perlakuannya! Padahal lo peduli sama dia, tapi dia malah memperlakukan lo kayak pembantu.”
“Ih, udah ah… jangan ngomongin yang nggak ada di sini…”
“Kenapa? Malu ya abis menyatakan cinta?” mereka pun ketawa. Bahagia banget ketawanya. Gue cuma cemberut ngeliatin mereka ketawa.
“Udah ah, ketawa mulu!” Gue cuma bisa nutupin muka. Asli, muka gue panas.
Meskipun gitu, tetep aja gw cengar-cengir sendiri. Gue baru sadar kalo tadi gue bilangnya di lingkungan sekolah, di ruang terbuka pula! Ah, malu!

HARRY PoV

Anjir! Ada apa dengan lidah gue?! Tadi gue mau bilang apaan coba? AAAAAAAAAH!
“Harry? Mau kemana?”
Gue berhenti lalu nengok ke arah sumber suara. Gue liat Yae muncul dari kelasnya. “Eh, gue…”
“Mau cabut, ya?” tanyanya. Gue cuma mengedikka bahu. “Jangan dong, aku mau ketemu kamu nanti pas istirahat…”
“Wah, hari ini nggak bisa. Maaf, ya…”
Parah, apa yang gue lakukan pada pacar baru gue? Parah parah parah lah! Tapi gue akhirnya sadar… gue nggak suka sama dia. Padahal biasanya gue nggak gini! Sial! Nggak tau lah! Otak gue lagi kacau.
Gue masuk ke mobil dan langsung ngendarain menuju ke jalan raya. Sebenernya gue nggak tau harus kemana. Kemana aja deh, asal gue nggak harus terlibat masalah hati. Apalagi masalah hati orang yang selalu gue suruh-suruh, seakan dia pembantu gue. Gue jadi nggak enak sama dia…
Dan gue baru sadar. Kenapa dia selalu nurutin apa kata gue. Dia suka sama gue. Apapun dia lakukan… demi bisa deket sama gue. Hah… gue nyesel nggak peka sama perhatian dia ke gue. Tapi jangan bilang… sekarang gue suka sama dia? Ah, kok gue jadi aneh gini sih?!

TIIIIIN!

BRUAGH!!!

Ah, sakit…

--(to be continued)--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar